Jumat, 24 Agustus 2007

E Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY

Oleh :

TOYIB



Istilah Internet, e-commerce, dan dotcom hampir setiap hari kita baca di media cetak, kita dengar lewat media elektronik (radio dan TV), dan seminar serta lokakarya di berbagai tempat banyak menyinggung ketiga istilah tersebut. Investor dan pialang bursa efek banyak memperbincangkan saham-saham perusahaan dotcom. Media cetak menyediakan kolom khusus untuk e-commerce. Bahkan banyak ditemui majalah dan tabloid yang khusus membahas teknologi Internet, sarana pendukungnya (PC, modem, Web design/authoring tools, Internet Service Providers, dsb.), serta peluang-peluang bisnis yang memanfaatkan Internet.

Sebenarnya e-commerce tidak harus berlangsung di Internet. E-commerce didefinisikan sebagai pelaksanaan bisnis dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Dikenal pula istilah I-commerce, yakni aktivitas komersial yang terkait dengan penggunaan Internet. Oleh karena itu e-commerce lebih luas cakupannya, dan mau tidak mau perusahaan pada akhirnya akan memanfaatkan Internet dalam bisnisnya. Bisnis yang memanfaatkan Internet ini pada umumnya Indonesia menggunakan model eBisnis seperti BtoB (business to business), BtoC (business to customer), CtoC (costumer to costumer).

Secara konvensional, pembeli membayar barang yang dibelinya dari penjual dengan berbagai cara. Di antaranya adalah : cash (kontan), cheque, credit card, debit card, direct debit, interbank transfer, credit transfer (giro), dsb. Pembayaran dengan cash hanya cocok untuk transaksi yang nilainya kecil, dan tidak praktis untuk nilai yang besar, kedua pihak harus bertemu, anonim, tidak dapat diaudit, pembayaran terjamin, tetapi biayanya dapat mahal (misalnya bila satu pihak di Yogya dan pihak lain di London, bertemu di New York), dan dapat dicuri/dirampok di jalan. Pembayaran dengan cheque relatif aman, tetapi pihak pembayar harus mempunyai rekening bank, ada resiko penerima mendapati cheque kosong, dan proses clearing bisa memakan waktu. Pembayaran dengan giro mengharuskan kedua belah pihak memiliki rekening bank, bank pembayar memverifikasi ketersediaan dana pada rekeing pembayar, mendebitnya dan kemudian mentransfernya ke rekening pihak terbayar, dan perlu ada proses clearing. Pembayaran dengan kartu bank menyangkut tiga institusi: bank pemberi kartu, bank penerima, dan pihak toko/penjual. Pembeli yang pemegang kartu bank dari bank pemberi kartu mengisi dan menandatangani Sales Voucher dan memberikan pada penjual. Penjual dapat mengambil dana dari bank penerima setelah ada proses clearing antara bank pemberi dan bank penerima. Metoda pembayaran dipengaruhi oleh : besarnya transaksi, jarak fisik antara penjual dan pembeli, waktu pembayaran relatif terhadap waktu pembelian (pay in advance, pay now, pay later), dan tradisi/kultur.

Pada Tahun 1995 sebagian Perusahaan di Indonesia telah mengalami kemajuan dalam berbisnis melalui Perusahaan DOTCOM, namun dengan adanya krisis keuangan di Indonesia pada periode tahun 1998-1999 usaha ini banya mengalami kehancuran, sehingga usaha ini oleh sebagian besar pengamat ekonomi dianggap telah mengalami kegagalan. Menurut M. Rilaksono (2005) kegagalan yang dialami sebagian Perusahaan dotcom di Indonesia disebabkan antara lain ;

  • Perusahaan belum optimal melakukan pendekatan-pendekatan / mensosialisasikan kepada masyarakat umum tentang kemanfaatan Perusahaan DOTCOM dalam kebutuhan bisnis.

  • Baru dari kalangan tertentu yang menggunakan sarana TI untuk kepentingan bisnis.

  • Terbatasnya sambungan Internet broadband.

  • Minimnya propaganda berbisnis melalui Internet.

  • Masih rendahnya kepercayaan masyarakat kepada web shop.

  • Belum adanya dukungan Pemerintah yang optimal dalam hal kebijakan dan regulasi.

  • Perusahaan belum optimal menampilkan periklanan yang menarik bagi masyarakat berkaitan dengan Perusahaan DOTCOM.

  • Promotion kurang gencar dalam upaya memikat masyarakat dan upaya pengenalan Perusahaan DOTCOM

Meskipun sebagian besar perusahaan yang mengalami kegagalan, tetapi ada juga perusahaan yang mampu bertahan dengan tingkat pendapatan yang tinggi sampai sekarang, yaitu perusahaan Detikcom. Keberhasilan perusahaan Detikcom telah memberikan harapan, bahwa perusahaan dotcom di Indonesia masih mungkin dikembangkan di Indonesia.

Untuk mengetahui daya tahan perusahaan detikcom perlu diketahui strategi-strategi apa yang diterapkan oleh perusahaan detikcom. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan pada tahun 1997 Agrakom, seperti banyak perusahaan lain waktu itu, menghadapi persoalan. Krisis membuat banyak proyek dihentikan atau ditunda. Manajemen Agrakom selanjutnya mendirikan detikcom. Dalam waktu singkat detikcom menjadi sangat populer. Satu tahun kemudian jumlah pengunjungnya sudah mencapai sekitar 50.000 orang per hari. Pada akhir 1999, manajemen Agrocom mendapat suntikan dana, sehingga Detikcom dapat terus berkembang dan pengunjungnya terus mengalami peningkatan hingga mencapai 400.000 orang per hari. Memasuki 2002 detikcom telah menjadi perusahaan yang mapan, namun untuk berkembang lebih lanjut detikcom memerlukan sumber penghasilan lain. Selanjutnya detikcom memutuskan mencoba beberapa hal sekaligus. Hal-hal yang tak membutuhkan investasi besar dan berisiko kecil. Pengembangan baru itu diharapkan berhasil membawa detikcom ke level lebih tinggi. Memasuki tahun 2003 terlihat bahwa dari beberapa bidang usaha baru, Mobile Data (layanan pengiriman berita melalui SMS) adalah yang paling cepat memberi hasil. Detikcom kini menjadi pemasok content untuk semua operator seluler (dan fixed/Telkom). Maka, mulai tahun ini, Agrakom sebagai pemilik detikcom memiliki tiga revenue generator, yaitu web services (perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan aplikasi Internet), Mobile Data, serta iklan. Dengan tiga pilar itu Agrakom bisa menjaga momentum pertumbuhan. Menurut Nunung Kurniasih (2005) ada beberapa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan detikcom sehingga perusahaan ini terus berkembang, yaitu :

  1. Agrakom sebagai pemilik sekaligus pembangun Detikcom mengemban misi untuk dapat memberikan informasi secara cepat kepada para pengaksesnya dengan semboyan “mengapa menunggu besok? detik ini juga”.. Dengan misi dan semboyan seperti ini, maka perusahaan menerapkan pola kerja yang memungkinkan wartawan bekerja tanpa harus pulang ke kantor dan penyediaan sarana penyampaian laporan wartawan melalui telepon seluler dan e-mail.

  2. Peran analisis pasar dalam penerapan strategi pemasaran Detikcom adalah dalam penentuan target pasar dan produk/jasa informasi/berita yang disajikan dalam portal.

  3. Strategi penerapan bauran pemasaran Detikcom adalah sebagai berikut :

  1. Strategi yang diterapkan agar produk/jasanya diserap oleh pasar, adalah dengan menawarkan keunggulan dalam kecepatan dan akurasi berita.

  2. Strategi dasar yang diterapkan oleh Detikcom adalah bagaimana agar revenue lebih besar dari cost. Atas dasar hal tersebut, maka dalam menentukan harga Detikcom menerapkan strategi yang berorientasi pada biaya. Selain itu penentuan harga juga diterapkan dengan menggunakan strategi yang berorientasi pada pesaing, yaitu membandingkan harga dengan media lain.

  3. Strategi distribusi yang diterapkan adalah strategi distribusi berganda, yaitu dengan menggunakan internet dan telepon seluler/ PDA/smartphone. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan potensial pasar yang memerlukan informasi cepat.

  4. Promosi Detikcom dilakukan melalui internet, media masa cetak, penyebaran brosur dan presentasi produk/jasa kepada potensial pasar dan biro iklan.

  5. Proses pemasaran dirumuskan sedemikian rupa agar dapat menjamin efisiensi bisnis. Sebagai contoh proses pelaporan berita yang menggunakan telepon seluler dan teknologi lainnya merupakan strategi untuk mempercepat penyampaian berita.

  6. Strategi yang diterapkan oleh Detikcom untuk merekrut orang-orang yang dapat bekerja sesuai pola kerja Detikcom adalah dengan merekrut orang-orang yang belum memiliki pengalaman bekerja di media lain. Hal ini dilakukan dengan anggapan mereka akan lebih mudah untuk dididik sesuai kebutuhan dan pola kerja kantor. Sistem rekuitmen staf didasarkan pada perkembangan yang ada.

  7. Bentuk fisik. Keberadaan Detikcom ditandai dengan adanya website www.detik.com dan sejumlah server yang dapat diakses selama 24 jam. Untuk menyiasati semakin benyaknya pengakses Detikcom, maka digunakan beberapa server untuk membagi beban yang didasarkan pada ISP yang digunakan oleh pengguna.

Faktor lain yang menyebabkan detikcom mampu bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan dotcom lainnya di Indonesia adalah karena detikcom memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki pelanggan dan mitra yang real, sedangkan Faktor yang mempersulit berkembangnya Detikcom saat ini adalah karena (a) penetrasi internet di Indonesia tidak sepesat seperti di negara lain, (b) biaya berlangganan internet/ISP yang tinggi dan (c) kesenjangan pengetahuan potensial pasar terhadap internet. Sedangkan kesiapan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan hampir tidak adanya retriksi dari pemerintah terhadap pemberitaan surat kabar dinilai sebagai faktor yang dapat menunjang berkembangnya Detikcom. Dalam hal pengembangan layanan dan produk, analisis pasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah dan profil pengunjung Detikcom, melalui log pengunjung.


Tidak ada komentar: