Jumat, 24 Agustus 2007

TI dan Pungsi Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY


STRATEGI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SDM DI PERUSAHAAN


Oleh :

TOYIB



Di era modern yang serba dinamis ini, organisasi seperti perusahaan berusaha untuk selalu berubah dari waktu ke waktu. Semboyan “today has to be better than yesterday” berusaha untuk ditanamkan ke seluruhjajaran manajemen dan karyawan. Sistem informasi sebagai salah satu komponen utama perusahaan modern juga tidak lepas dari tuntutan untuk selalu memperbaiki kinerjanya. Perkembangan teknologi informasi (TI) yang kecepatannya eksponensial saat ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perusahaan yang ingin selalu beradaptasi dengan teknologi terbaru. Ada satu masalah yang kerap diperdebatkan antara praktisi TI dan manajemen: perubahan semacam apakah yang cocok diterapkan di perusahaan? Di lihat dari kacamata manajemen organisasi, perubahan secara evolusioner (perlahan-lahan) yang cenderung dipilih, berlawanan dengan pendekatan perubahan revolusioner yang cocok diterapkan jika ingin selalu memanfaatkan TI terbaru.

Perusahaan akan sukses di masa-masa ini jika menspesialisasikan diri padasuatu proses tertentu (fokus). Dalam proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan, tentu saja banyak sekali rekanan bisnis (business partners) yang diajak untuk bekerja sama, baik secara langsung (sebagai supplier bahan mentah, pendistribusi produk, agen pemasaran, dsb.) maupun tidak langsung (pemasok alat-alat kantor, kebutuhan sehari-hari karyawan, dsb.). Semangat “collaboration for competition” merupakan hal yang menjadi sangat umum saat ini dimana kunci keberhasilannya adalah terletak pada jaringan yangdimiliki suatu perusahaan dengan rekanan bisnisnya. Biasanya yang terjadi pada perubahan ini adalahmasalah komunikasi antar rekanan bisnis.

Produk-produk TI berbasis internet, intranet, dan ekstranet merupakan tulang punggung dalam jaringan kerja ini. Tentu saja derajat transformasi yang akan dialami perusahaan akan semakin besar,karena bisa dibayangkan tingkat kompleksitas penyusunan proses dan prosedur untuk beberapa perusahaan yang ingin bekerja dalam proses penciptaan produk-produk baru. Lepas dari resiko kegagalan yang cukup“tinggi”, keberhasilan menjalin jaringan bisnis secara efektif akan mendatangkan dampak positif yang signifikan untuk masing-masing perusahaan yang berkerja sama. Jenis perubahan terakhir yang resikonya tertinggi namun dampak yang dihasilkan akan sangat besar adalah “business scope redefinition”. Singkatnya adalah perubahan ini disebabkan karena kemajuan TI yang tercanggih (state-of-the-art) menawarkan kesempatan (opportunity) baru bagi perusahaan untuk menciptakan jenis-jenis produk atau pelayanan yang lain dari pada yang lain. Namun syarat utamanya adalah bahwa bisnis harus mengikuti TI, bukan sebaliknya. Seorang praktisi manajemen mengatakan: “Mungkin baru di era ini seseorang dapat menjalankan bisnis atau usahanya tanpa harus memiliki asset seperti tanah, gedung, peralatan kantor, atau bahkan karyawan! Dengan berbekal seperangkat PC (personal computer) yang terkoneksi dengan jaringan internet, seorang individu sudah dapat menawarkan produknya ke sekian juta calon pelanggan di seluruh dunia…”.

Implementasi TI dapat diterapkan pada kegiatan bisnis, kegiatan perkantoran, kegiatan komunikasi, kegiatan pelatihan dan kegiatan lain yang berbasis komputer. Jaringan yang berbasis TI adalah Internet, Intranet, Extranet, yang merupakan sarana komunikasi moderen dan dapat digunakan untuk saling bertukar data. Dengan melalui internet, intranet, extranet dapat membangun kerjasama dan berintegrasi satu dengan lainnya dalam pencapaian tujuan bisnis. Terbentuknya kerjasama dan terintegrasian akan meningkatkan kompetensi SDM dalam penyelesaian tugas.

Dengan pesatnya perkembangan penggunaan Internet saat ini, dan salah satu contohnya dalam program pelatihan, maka akan mengubah cara bagaimana pelatihan untuk bisa meningkatkan kompetensi SDM. Semakin banyaknya karyawan (SDM) yang mengggunakan Komputer dan telah mengakses ke gerbang (portal) Internet, maka dunia web sebagai sarana akan dapat mendistribusikan pelatihan kepada para karyawan (SDM). Jadi dengan melalui dunia web, maka para karyawan akan bertambah pengetahuannya yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Keistimewaan Internet dalam penggunaannya untuk penyebaran informasi maupun kebutuhan pelatihan adalah dapat menjangkau lokasi yang jauh dan secara on line. Keuntungan lain bila pelatihan melalui web adalah pelatihan dapat diperbaharui sesuai perkembangan global dan dapat dikomunikasikan secara cepat dan mudah kepada para karyawan (SDM), sehingga kompetensi para karyawan (SDM) akan semakin bertambah. (Continuous improvement).

Implementasi TI tidak hanya untuk kebutuhan pelatihan jarak jauh saja, tetapi dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya ( Sistem Informasi Manajemen, jurnalistik, telekomunikasi, informasi hasil penelitian, perhitungan, e-commerce, e-business, dll ). Teknologi informasi semakin bertambah maju dengan pesat dalam kemampuannya mengolah data menjadi informasi penting yang diperlukan dalam interaksi bisnis bagi perusahaan.

Dalam upaya untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (akurat, tepat, waktu, relevan dan lengkap) yang tidak dapat dibantu oleh kamputer salah satunya adalah masalah relevan dan lengkap karena lengkap tidaknya atau relevan tidaknya suatu informasi sangat tergantung kepada orang (manajemen) yang akan menggunakan informasi tersebut. Masalah lainnya adalah perbedaan persepsi dan kepentingan di antara manajemen tidak dapat diharmoniskan oleh komputern, harmonis tidaknya antara program aplikasi sistemen informasi manajemen dengan para manajer pemakai sistem informasi manajemen tersebut tidak dapat diharmoniskan oleh kompeter. Maka untuk mengatasi sebagian dari setumpuk masalah dalam pengembangan sistem informasi manajemen, maka para pengembang menggunakan metode dan teknik dalam pengembangan sistem informasi. Sebagian kecil dari ratusan metode tersebut adalah metode SDLC, Prototypeng, Rapid Application Development, teknik terstruktur dan teknik Joint Application Development (JAD). Metode ini merupakan tahap-tahapan atau langkah-langkah dan merupakan salah satu prinsip bagaimana agar pengembangan sistem informasi sukses. Sedangkan teknik merupakan pendekatan atau penerapan bagaimana menggunakan alat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahap-tahapan (metode).

Berbagai macam teknik yang digunakan diantaranya adalah teknik Join Application Development (membangun sistem secara berasam-sama antara pengembang dengan pemakai sistem informasi). Teknik lainnya adalah teknik terstruktur yang meliputi analisis terstruktur, perancangan terstruktur dan pemrograman terstruktur. Dalam analisis dan perancangan terstruktur biasanya digunakan data flow diagram (DFD) untuk pemodelan proses sistem informasi yang sedang berjalan dan sistem informasi seharusnya (rancangan). Sedangkan untuk pemodelan data yang saat ini banyak digunakan adalah Entitiy Relationship Diagram (ERD). Dalam pemrograman terstruktur programer merangkaikan perintah-perintah baik secara prosedural dengan menggunakan bahasa bergenerasi ketiga seperti BASIC, COBOL, PASCAL, FORTRAN, bahasa generasi keempat (4GL) seperti Cliper, DBASE III Plus, Foxpro dan bahasa visual seperti Visual Basic. Visual Foxpro, ACCES, ORACLE, DELPHI agar komputer melakukan suatu aktivitas yang diinginkannya. Jadi praktiga pemrograman ini merupakan praktek dalam mengelola (memanaje) informasi dalam arti sempit yaitu bagaiaman menampung data, memprosesnya dan menyajikannya dalam bentuk informasi.

Sistem informasi manajemen menghasilkan informasi yang diperlukan oleh manajemen dari berbagai tingkatan dan bagian. Sistem informasi manajemen yang menghasilkan informasi tersebut merupakan gabungan dari sub-sub sistem yang membentuknya. Diantara sub-subsistem yang membentuknya tersebut harus terjalin kerjasama yang harmonis.

Pengelola (manajemen) informasi harus dapat menampung data dari berbagai sumber, mengolahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mendistribusikan informasi hasil pengolahannya ke berbagai pihak yang memerlukannya. Sesuai dengan konsep sistem informasi yang didistribusikan tersebut harus berkaitan satu sama lain secara harmonis.

Komputer tidak dapat berbuat banyak dalam meningkatkan kualitas informasi (akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap). Komputer hanya membantu meningkatkan kecepatan dan keakurasian sedang masalah lainnya seperti relevansi, ketidak harmonisan antar bagian dan antar aplikasi sistem informasi manajemen dengan pemakainya tidak dapat dibantu oleh komputer. Untuk mengatasi masalah ini orangga menggunakan metode dan teknik dalam pengembangan sistem informasinya.

Memiliki kemampuan membuat program komputer tidak berarti bisa membangun sistem informasi manajemen karena sistem informasi manajemen bukan hanya terdiri dari software (program komputer). Kemampuan membangun sistem informasi manajemen adalah kemampuan bagaimana mengintegrasikan komponen-komponen secara harmonis dan kemampuan dasar yang harus dimiliki itu adalah kemampuan mengumpulkan, mengolah termasuk mengintegrasikan data menjadi informasi dengan menggunakan komputer dan bahasa pemrograman.

Teknologi informasi menunjang sekali dalam mempercepat proses bisnis yang dijalankan perusahaan. Kecepatan dan keakuratan yang diciptakan TI akan meningkatkan kompetensi SDM dalam menyelesaikan tugas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Peningkatan kompetensi SDM di Perusahaan sangat mendukung sekali untuk kemajuan Perusahaan yang terlibat dalam persaingan bisnis. SDM merupakan Brainware yang selalu mengeluarkan ide-ide penting untuk kemajuan Perusahaan. Gagasan-gagasan selalu dikembangkan oleh SDM yang profesional dalam memajukan Perusahaan. Oleh karena itu SDM perlu ditingkatkan kompetensinya secara terus menerus untuk menyesuaikan perkembangan ekonomi dan teknologi. Dunia sekarang ini dan di masa yang akan datang selalu menginginkan proses kegiatan yang serba cepat dan akurat, maka untuk itu perlu sarana TI dalam proses kegiatan yang dilakukan tersebut. Kecepatan dan keakuratan dalam menyelesaikan tugas merupakan peningkatan kompetensi SDM. Kompetensi SDM meningkat, maka produktivitas dan kualitas akan meningkat. Peningkatan produktivitas dan kualitas akan meningkatkan Profitability perusahaan. Peningkatan Profitability akan membawa Karyawan (SDM) lebih sejahtera dan akan memperoleh nilai kompensasi yang sesuai (Employee satisfaction). Jadi dengan meningkatnya kompetensi SDM , maka akan diikuti dengan meningkatnya nilai kompensasi bagi SDM itu sendiri.

Para karyawan (SDM) dituntut harus dapat beradaptasi dengan adanyaperubahan strategis di lingkungan bisnis. Implementasi TI sangat menunjang sekali dalam penyelesaian tugas secara cepat dan akurat. Kecepatan dan keakuratan dalam penyelesaian tugas merupakan ciri peningkatan kompetensi SDM. Seseorang (SDM) dikatakan mempunyai kompetensi, antara lain bila ;

- Mampu menyelesaikan tugas dengan cepat dan akurat

- Mampu menganalisis masalah dengan jitu

- Mampu mengolah data menjadi informasi secara cepat dan akurat

- Dapat menyampaikan hasil penelitian secara tepat dan teruji

- Melakukan kegiatan secara efektif dan efisien.

- Mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas

- Mampu meningkatkan profitability perusahaan

- Mampu menjalankan e-commerce, e-business secara profesional

- Mampu berkomunikasi dengan baik

Aktivitas bisnis saat ini berlangsung begitu cepat, maka dituntut adanya peningkatan kompetensi SDM dalam menghadapi perkembangan bisnis saat ini maupun yang akan datang. Dengan mengimplementasikan TI secara optimal, maka akan meningkatkan kompetensi SDM dalam kecepatan dan keakuratannya menyelesaikan tugas / kegiatan. Dengan meningkatnya kompetensi SDM, maka akan membawa Perusahaan mencapai tujuannya.



























REFERENSI



Departemen Komunikasi dan informasi, IT Governance di Pemerintahan dan Korporasi (http://www.depkominfo.go.id/portal/?act=detail&mod=artikel&view=1&id=BRT060116123801)


Majalah SWA no. 10/XXIII 10-23 Mei 2007, hal. 44, Bagaimana Membangun Sistem Teknologi Informasi (TI) yang Ideal (http://www/swa.co.id)


Sajda Qureshi, Movement in the information technology for development debate: How can it meet the challenges of global competition?, Jurnal Information Technology for Development 10 (2003) 147–149) http://itd.ist.unomaha.edu/Archives/55.pdf


Zainun, Akbar, Plasmedia, 12 Mei 2005, Mengapa perusahaan Membutuhkan TI Master Plan (http://www.plasmedia.com/artdetail.asp?fl3nc=1&param=c2lkPTAwMDIwMDAwMDEyMA%3D%3D)

Fadjarsarie, Dewi, IT Governor : Sudah Cukupkah dipahami para banker kita, http://www.bi.go.id /web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Riset/Kertas+Kerja/it_governance_dewi_f.htm


Isaca.org, IT Governance Institute CEO dan CIO Global Ungkapkan 10 Besar Masalah dan Prioritas IT Mereka, http://www.isaca.org/Template.cfm?Section=Home&CONTENTID= 15181&TEMPLATE=/ContentManagement/ContentDisplay.cfm


Rahardjo, Budi, Pusat Penelitian Antar Universitas bidang Mikroelektronika (PPAUME) ITB, Implikasi Teknologi Informasi dan Internet terhadap Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan:Siapkah Indonesia, 2000, http://www.cert.or.id/~budi/articles/riau-it.doc

SDA Asia, 4 Mei 2007, Jalan Menuju ICT, http://www.sda-indo.com /sda/article /psecom,id,157,nodeid,22,_language,Indonesia.html


SDA Asia, 5 Maret 2007, Usaha Percepatan ICT Nasional, http://www.sdaindo.com /sda/features/psecom,id,1001,nodeid,5,_language,Indonesia.html

Suherman, Yundi, Majalah Premium Connection Edisi 0006 Tahun 2999, Meraih Manfaat Maksimal Investasi TI, Agar 1;1 = 2, http://www.lintasarta.net/tabid/316/Default.aspx


Syahri, Akhmad Syafruddin, Plasmedia, Edisi 006 Tahun 2006 12 Mei 2006, Mengelola Dokumen dengan TI: Hemat Waktu, Uang, Tenaga, http://www.plasmedia.com/ artdetail.asp?fl3nc=1&param= c2lkPTAwMDIwMDAwMDExZQ%3d%3d


Zainudin, Akbar dan Budy Sugianto, Plasmedia, 19 Mei 2006, Memanfaatkan Data, Meningkatkan Profitabilitas, Aplikasi Business Intelligence untuk Pemasaran, http://www.plasmedia.com/artdetail.asp?fl3nc=1&param=c2lkPTAwMDIwMDAwMDEyNQ%3d%3d


Arief Hamdani Gunawan & Richard A. Hutagaol Bandung, Oktober 2000 sumber : http://www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk/artikel_06.html kormonev.menpan.go.id /ebhtml/joomla _PDF_POWERED

_PDF_GENERATED 25 July, 2007, 19:47


300 Pabrik Tekstil Hentikan Sementara Produksi”, Koran Tempo, 10 November 2001, halaman 3. Data-data dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat menunjukkan stok 150 juta meter kain yang berasal dari pabrik-pabrik tekstil dan produksi tekstil (TPT) berorientasi ekspor di Bandung, Karawang, dan Bekasi tidak dapat diekspor. Diperkirakan 2000 pekerja akan dirumahkan.

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Telecommunications and Information Working Group, “E-commerce Skills Standards Project – Workshop 1,” Singapore, 6-7 November 2001.

Emilio J. Castilla, et.al, “Social Networks in Silicon Valley,” dalam Chong-Moon Lee, et.al, “The Silicon Valley Edge: A Habitat for Innovation and Entrepreneurship,” Stanford Business Books, 2000.

Janamitra Devan & Parth S. Tewari, “When the Best Brains Go Abroad,” IEEE Spectrum, October 2001, pp. 16-17.

Chong-Moon Lee, et.al., “The Silicon Valley Edge: A Habitat for Innovation and Entrepreneurship,” Stanford Business Books, 2000.

Harry Mauer (eds.), “Where High-Tech Talent is Scarce,” kolom “Spotlight on Taiwan,” di majalah Business Week Asian Edition, hal. 5, 18 Juni 2001.

National Science and Technology Council, Committee on Technology, Subcommittee on Computing, Information, and Communications R&D, “Information Technology Frontiers for a New Millennium,” April 1999.

Annalee Saxenian, “Network of Immigrant Entreprenuers,” dalam Chong-Moon Lee, et.al, “The Silicon Valley Edge: A Habitat for Innovation and Entrepreneurship,” Stanford Business Books, 2000.


Budi Rahardjo. 2001. Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi dan Elektronika Aspek Sumberdaya Manusia (SDM). (br@paume.itb.ac.id, budi@indocisc.com).



Anwar, Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.


Edwin B. Flippo. 1994. Manajemen Personalia. Edisi Enam (Alih Bahasa Mohammad Mas’ud). Erlangga, Jakarta.


Hani Handoko, T. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Dua, BPFE, Jakarta.


Hasibuan, Malayu, SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.


Heidjrachman Ranupandojo. 1996. Dasar-dasar Manajemen. UPP-AMP.YPKN, Yogyakarta.


Keith Davis. 1995. Perilaku dalam Organisasi. Edisi ke-7 Jilid I. Alih Bahasa Agus Dharma, Erlangga, Jakarta.


M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.


Nazir. 1999. Metode Penelitian. Edisi Keempat, Pustaka Utama, Jakarta.


PP. No. 30/1980. 1981. Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara. Jakarta.


Rahmat, J. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Edisi Kelima, BPFE, Yogyakarta.


Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian CV Mandar Maju, Bandung.


Soewarno Handayaningrat. 1994. Pengantar Studi Ilmu Adiministrasi dan Manajemen. CV. Gunung Agung, Jakarta.


Sondang P. Siagiaan. 2001. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.


Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Kelima. Tarsito, Bandung.


Sugandha, Dann. 2005. Manejemen Administrasi : Suatu Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Perkantoran. Sinar Baru, Bandung.


Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.


Tjokroamidjoyo, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. PT Gunung Agung, Jakarta..


Universitas Winaya Mukti. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti. Jatinangor, Sumedang.


Veithzal Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.



Implementasi TI

BAB I

PENDAHULUAN




    1. Latar Belakang

Universitas Winaya Mukti didirikan oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Winaya Mukti tepatnya pada tanggal 26 Juli 1990 melalui Surat Keputusan No. 257/SK-II/1990. Pendirian UNWIM tersebut kemudian dikukuhkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan RI No. 0141a/0/1991 pada tanggal 25 Maret 1991. UNWIM merupakan lembaga pendidikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Tinggi Winaya Mukti yang mempunyai arti lingkungan pendidikan yang maju selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Visi penyelenggaran pendidikan di UNWIM adalah “Menjadikan UNWIM sebagai Lembaga Pendidikan maju selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Dari visi tersebut ada tiga misi utama yang harus menjadi tujuan pokok dalam pengelolaan di UNWIM yaitu :

  1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

  2. Meningkatkan kemampuan akademis dan kesejahteraan para dosen dan instruktur.

  3. Meningkatkan profesionalisme manajemen UNWIM.

Bagian Administrasi Akademiki UNWIM merupakan salah satu penunjang keberhasilan pendidikan di Fakultas Ekonomi UNWIM, di mana bagian ini mempunyai fungsi sebagai berikut :

  1. Perencanaan, pembangunan dan pengembangan untuk keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.

  2. Pelayanan administrasi terhadap seluruh bagian di Fakultas Ekonomi UNWIM.

  3. Pengelolaan ketatausahaan.

Pelaksanaan fungsi tersebut akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh teknologi informasi yang baik, yang tidak hanya mencakup penyediaan sistem, infrastruktur, jaringan, sarana dan prasarana, namun diperlukan upaya yang sistematis dan sungguh-sungguah untuk mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) yang memahami dalam penggunaan teknologi informasi.

Yang dimaksud dengan SDM adalah personil yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan Universitasi Winaya Mukti. Termasuk dalam pengertian SDM tersebut adalah personil yang bekerja di bidang Administrasi dan pelayanan informasi

Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang teknolog informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital (digital divide), kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian pegawai dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.

Pengembangan SDM di bidang teknologi informasi tidak hanya tertuju pada pengembang dan pengelola informasi dalam berbagai kepentingan baik komersial maupun non komersial, tetapi juga kepada masyarakat sebagai pengguna. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa upaya mendorong keahlian dalam pengembangan jaringan, sarana, aplikasi dan informasi kurang bermakna apabila tidak diakses oleh pegawai yang kondisi umumnya pada tingkat kesadaran, pengetahuan dan keterampilan (skill) di bidang ini masih rendah.

Berdasarkan gambaran masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai implementasi penerapan teknologi informasi di Bagian Administrasi Akademik Universitas Wianaya Mukti.


    1. Isu Aktua

Secara umum untuk menggambarkan kondisi SDM pada bagian Administrasi Universitas Winaya Mukti adalah dapat dilihat dari belum terselenggaranya akses teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi bagi kalangan sivitas akademika UNWIM.


1.3 Lingkup Bahasan

Dengan adanya isu aktual tersebut maka perlu ditindak lanjuti dan dilakukan perumusan masalah, sehingga akan ada pedoman untuk menentukan langkah-langkah perbaikan ke arah implementasi penerapan teknologi informasi di Bagian Administrasi Akademik UNWIM.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok pada Bagian Administrasi Akademik UNWIM adalah :

  1. Belum tersusunnya sistem pelayanan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Universitas Winaya Mukti.

  2. Belum terselenggaranya sistem jaringan LAN beserta perangkat komputer yang diperlukan.

  3. Kapasitas kelembagaan pusat pelayanan teknologi informasi dan komunikasi masih rendah.

  4. Belum terselenggaranya pembangunan sistem telekomunikasi kampus yang belum mampu memenuhi untuk jangka waktu yang lama.

  5. Kapasitas ke sambungan jaringan internet global masih rendah.

  6. Belum lengkapnya penyelenggaraan sistem informasi akademik, kepegawaian, keuangan, alumni, serta gedung dan ruang.
























BAB II

GAMBARAN KEADAAN SEKARANG



2.1 Gambaran Umum

Sampai saat ini di UNWIM terdapat empat Fakultas yaitu Pertanian, Kehutanan, Teknik dan Ekonomi. Sebelum Badan Pengelola UNWIM yaitu Yayasan Tri Dharma Yasa pada tahun 1975 yang merupakan dasar pengembangan UNWIM yaitu dengan rumusannya UNWIM merupakan lembaga pendidikan dan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Kemudian terjadi perubahan pengelolaan oleh Gubernur Jawa Barat dan menugaskan Pengurus KORPRI DT. I JABAR untuk mendirikan yayasan untuk mengelola keempat akademi dan kemudian mendirikan yayasan yaitu Yayasan Pendidikan Tinggi Winaya Mukti yang mempunyai arti lingkungan pendidikan yang maju selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.1. Visi dan Misi

2.1.1. Visi

Visi adalah pandangan atau wawasan jauh kedepan bagaimana situasi, keadaan lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi serta bagaimana kedudukan Universitas Winaya Mukti. Untuk mengantisipasi tuntutan dan perubahan dan masa depan, maka visi pengembangan Universitas Winaya Mukti adalah menetapkan dan memperkuat landasan kemandirian dan peningkatan kualitas UNWIM dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi, pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa dan keseimbangan lingkungan.

2.1.2. Misi

Adapun misi UNWIM adalah sebagai berikut :

  1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dicirikan kemandirian, mahir dan terampil dalam menelaah masalah serta berkemampuan mengembnagkan, menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilandasi keimanan dan ketakwaan.

  2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kesejahteraan mat manusia, khususnya masyarakat indonesia, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional.

  3. Mengembangkan dan menjaga kemantapan lingkungan dalam rangka menghindari benturan kehidupan modern yang dapat mengganggu keseimbangan ekologi dan lingkungan.

  4. Senantiasa mengembangkan dan menerapkan prinsip kelembagaan manajemen yang modern yang berorientasi pada mutu profesionalisme dan keterbukaan sehingga mampu bersaing.

Peningkatan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat memerlukan sumber daya manusia UNWIM yang semakin handal. Peningkatan kemampuan tenaga pengajar (dosen) dilakukan melalui pendidikan lanjut di dalam maupun di luar negeri untuk bidang strategis bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pelatihan keterampilan dalam penanganan tugas operasional, perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pegawai administrasi dan teknik, selain pendidikan formal yang yang sesuai dengan bidangnya. Kaderisasi dilakukan secara terencana, menuju terselenggaranya kegiatan penunjang yang mantap dan efesien. Pengangkatan pegawai perlu memperoleh pertimbangan yang ketat, dan dikaitkan dengan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.


2.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Bidang Administrasi

Bagian administrasi akademik adalah unsur pembantu pimpinan di bidang pelaksana administrasi akademik yang dipimpin oleh seorang kepala, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan, serta pembinaan sehari-hari dilakukan oleh Pembantu Dekan I.

Bagian administrasi akademik mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif di bidang akademik pada Fakultas Ekonomi UNWIM. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Administrasi Akademik mempunyai fungsi :

  1. Pelaksanaan Administrasi Pendidikan

  2. Pelaksanaan administrasi tenaga pendidikan

Bagian administrasi pendidikan terdiri dari :

  1. Sub Bagian Administrasi Pendidikan, yang tugasnya melakukan administrasi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

  2. Sub Bagian Tenaga Pendidikan, mempunyai tugas melakukan urusan dan administrasi tenaga kependidikan.




2.3. Tujuan dan Sasaran

Rencana Induk Pembangunan Universitas Winaya Mukti memuat prinsip-prinsip pengembangan UNWIM yang merupakan arah strategis pengembangan UNWIM sekaligus cerminannya dalam berbagai arah yang diperlukan.

Rencana Induk Pengembangan Universitas Winaya Mukti disusun untuk dijadikan dasar merumuskan kegiatan-kegiatan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, sehingga dapat diharapkan dapat mewujudkan kehidupan akademik dan masyarakat kampus yang sehat, dinamis, kreatif, maju dan mandiri, seraya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila sehingga mampu berkembang menjawab tantangan jaman.

























BAB III

GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN



3.1. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program yang Ingin Ditingkatkan

3.1.1. Tujuan dan Sasaran

Keadaan yang diinginkan adalah keadaan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya, dengan terwujudnya penerpeningkatan kualitas kinerja pegawai di Bagian Administrasi Akademik UNWIM. Sasaran sebagai tujuan jangka pendek yang bersifat realistis dan dapat segera dilaksanakan sesuai kemampuan yang dimiliki, yaitu terwujudnya penerapan teknologi informasi yang baik di bagian Administrasi Akademik. Adapun indikator sasaran yang ditetapkan adalah terselenggaranya sistem informasi manajemen yang menjamin terlaksananya perencanaan dan manajemen keuangan, SDM, sarana prasarana secara efektif dan efisien, yang meliputi:

  1. Sistem Akuntansi dan Sistem informasi Kepegawaian UNWIM.

  2. Sistem informasi Akademik UNWIM dan sistem informasi Gedung dan Ruang.

  3. Sistem informasi Alumni UNWIM dan Kemahasiswaan


3.1.2. Kebijakan

Kebijakan pada gambaran keadaan yang diinginkan adalah peningkatan kualitas kinerja dari kondisi yang ada, yaitu:

  1. Meningkatnya kinerja pegawai di bidang administrasi akademik di Universitas Winaya Mukti;

  2. Terwujudnya penerapan teknologi informasi di bagian Administrasi Akademik UNWIM.


3.1.3. Program yang Ingin Ditingkatkan

Untuk mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran yang diinginkan di dalam mewujudkan penerapan teknologi informasi di bagian administrasi akademik UNWIM, maka perlu dairahkan kepada dua sasaran utama yaitu sebagai berikut :

        1. Peningkatkan kapasitas layanan informasi melalui pemanfaatan teknologi informasi yang memadai,

        2. Peningkatkan kinerja layanan publik yang memberikan akses yang luas terhadap mahasiswa, pegawai dan dosen serta masyarakat.

        3. Pengembangan kemampuan pegawai di bidang teknologi informasi

Pengembangan Sumber daya manusia dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

  1. Peningkatan kapasitas pegawai melalui pengembangan pendidikan di bidang teknologi informasi.

  2. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan mitra kerja;



3.1.4. Tingkat Capaian Kinerja yang Diinginkan

Untuk mengukur dan mengetahui tingkat capaian kinerja yang diinginkan, harus diurut mulai dari tujuan dan sasaran yang spesifik, dan cara mencapai tujuan dan sasaran. Untuk lebih jelasnya rencana stratejik tingkat kinerja yang diinginkan adalah :

    1. Tersusunnya arsitektur sistem pelayanan informasi yang baik di bidang Administrasi Akademiki di Unwim.

    2. Terselenggaranya sistem jaringan LAN beserta perangkat komputer yang diperlukan.

    3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pusat pelayanan teknologi informasi dan komunikasi.

    4. Terselenggaranya pembangunan sistem telekomunikasi kampus dengan menggunakan teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan telekomunikasi pada masa 20 tahun ke depan.

    5. Meningkatnya kapasitas ke sambungan jaringan internet global dari 1.5 Mbps pada 2002 dan mencapai standard akses Asia paling lambat pada 2007.

    6. Tersedianya perangkat keras penyelenggaraan sistem informasi akademik, kepegawaian, keuangan, alumni, serta gedung dan ruang.











BAB IV

ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA


    1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT)

Seperti yang telah diuraikan dalam Bab II yaitu mengenai keadaan sekarang serta pada Bab III mengenai keadaan yang diinginkan terlihat adanya kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan, yang mengakibatkan belum optimalnya penerapan teknologi informasi yang pada akhirnya menghambat proses pelayanan adaministrasi di Bagian Adminisrasi Akedemik UNWIM. Dari hasil identifikasi terhadap masalah utama tersebut disebabkan oleh beberapa masalah pokok, yaitu :

Faktor Internal :

Strength (kekuatan)

a. Adanya jumlah pegawai yang memadai;

b. Adanya dukungan pimpinan;

Weaknesses (Kelemahan)

  1. Kurangnya pembinaan

  2. Kemampuan berkomunikasi yang masih rendah.

  3. Infrastruktur telekomunikasi di bagian Administrasi Akademik yang masih terbatas.

Faktor Eksternal

Opportunities (peluang)

  1. Kebutuhan informasi yang masih sangat besar, baik untuk kebutuhan di dalam kampus dan masyarakat umum.

  2. Kebutuhan pelayanan informasi bagi masyarakat luas yang belum terpenuhi.

Threats (Ancaman)

  1. Kebutuhan materi pegawai tidak mencukupi

  2. Universitas lain memiliki sumberdaya manusia yang lebih maju, sehingga akses informasi pendidikan ke masyarakat luas dapat lebih diketahui.


4.2. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan

Rumusan strategi yang ditetapkan dari hasil analisis SWOT dari strategi faktor internal dan eksternal, maka ditetapkan 4 strategi penentu, yaitu :

  1. Mempertahankan dan mengembangkan strategi peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan dan pengembangan internal sumberdaya manusia.

  2. Tingkatkan pembinaan pimpinan kepada bawahan untuk mengimplementasikan penerapan teknologi informasi yang baik

2. Rencana Kerja Sasaran

Adapun rencana kerja sasaran adalah dengan membuat kebijakan yaitu meningkatkan kedisiplinan agar kinerja pegawai meningkat melalui program pengembangan Terselenggaranya akses teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi bagi kalangan sivitas akademika UNWIM. Sasaran ini mencakup:

  1. Tersusunnya arsitektur sistem pelayanan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan universitas Winaya Mukti.

  2. Terselenggaranya sistem jaringan LAN beserta perangkat komputer yang diperlukan.

  3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pusat pelayanan teknologi informasi dan komunikasi.

  4. Terselenggaranya pembangunan sistem telekomunikasi kampus dengan menggunaka teknologi pita lebar (broadband technology) yang mampumemenuhi kebutuhan telekomunikasi pada masa 20 tahun ke depan.

  5. Meningkatnya kapasitas ke sambungan jaringan internet global dari 1.5 Mbps pada 2002 dan mencapai standard akses Asia paling lambat pada 2007.

  6. Tersedianya perangkat keras penyelenggaraan sistem informasi akademik, kepegawaian, keuangan, alumni, serta gedung dan ruang.



4.4. Strategi dan Rencana Kegiatan

Setelah diketahui rumusan strategi dan rencana kerja sasaran, perlu diambil langkah-langkah untuk menyusun strategi dan rencana kegiatan.

4.4.1. Strategi

Strategi merupakan rencana yang mencakup upaya-upaya menyeluruh dan terintegrasi untuk mengoperasionalkan tujuan dan sasaran melalui penetapan kebijakan dan program kegiatan dengan memperhatikan berbagai kondisi lingkungan internal dan eksternal pada Bidang Administrasi Akademik Fakultas Ekonomi UNWIM. Dengan memperhatikan hasil dari analisa SWOT dilakukan tahap-tahap penyusunan strategi sebagai berikut :

a. Kebijakan Operasional

Kebijakan yang ditetapkan dari hasil analisis SWOT dari strategi faktor internal dan eksternal adalah :

  • Mempertahankan dan mengembangkan strategi peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan dan pengembangan internal sumberdaya manusia.

  • Tingkatkan pembinaan pimpinan kepada bawahan dalam mengimplementasikan teknologi informasi.

b. Program-program

Program-program disusun berdasarkan kebijakan operasional yang telah ditetapkan melalui :

        1. Menyusun pedoman/rencana kerja

        2. Monitoring pelaksanaan kegiatan dan meminta laporan

        3. Memberikan petunjuk dan saran

        4. Mengevaluasi, yaitu dengan mengumpulkan informasi mengenai pemahaman pegawai dalam penerapan teknologi informasi pekerjaan.

        5. Tindak lanjut korektif, baik melalui pemberian teguran, pemberian penghargaan (insentif) dan pemberian kesempatan bagi pegawai untuk mengikuti pendidikan.

2. Rencana Kegiatan

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan didukung adanya perencanaan dilanjutkan dengan pengorganisasian, pelaksanaan dengan pengawasan yang benar. Untuk itu diperlukan suatu kegiatan yang terpadu yang akan melibatkan sejumlah personil dalam satu tim kerja, kegiatan tersusun dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan

Penetapan tolok ukur keberhasilan kinerja dilakukan dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (AKIP), yang menerapkan indikator-indokator dan tidak hanya mengukur tingkat penyerapan sumberdaya, akan tetapi kesesuaian antara sumberdaya yang diserap dengan hasil yang hendak dicapai sesuai rencana. Dengan demikian seluruh sumberdaya akan dapat dimanfaatkan dengan berhasil dan berdaya guna secara efektif dan efisien.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) mengelompokkan indikator kinerja sebagai berikut :

  • Indikator masukan (inputs), adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan agar menghasilkan keluaran.

  • Indikator keluaran (outputs) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat diperoleh/dicapai dari suatu kegiatan, baik kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik.

  • Indikator manfaat (benefits) adalah manfaat yang diperoleh dari suatu kegiatan.

  • Indikator dampak (impact) adalah pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat suatu kegiatan, baik dampak positif maupun negatif.

BAB V

PENUTUP


Untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu diambil beberapa kebijakan, yaitu mempertahankan dan mengembangkan strategi peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan dan pemahaman dalam penerapan teknologi informasi sumberdaya manusia dan meningkatkan pembinaan pimpinan kepada bawah dalam hal penerapan teknologi informasi.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kegiatan pembinaan perlu diantisipasi dengan melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait serta memaksimalkan pegawai yang ada sehingga rencana pengimplementasian teknologi informasi di bidang administrasi akademik dapat terwujud secepat mungkin.





















DAFTAR PUSTAKA



Hutapea, Aris, Teknik Analisis Manajemen Dalam Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan (PMPK), PKDA I LAN Bandung, Bandung 2001.


Suparman Adiwijaya dan Napitupulu. 2004. Kertas Kerja Perorangan (KKP) Bahan Ajar Diklatpim Tingkat III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.










E Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY

Oleh :

TOYIB



Istilah Internet, e-commerce, dan dotcom hampir setiap hari kita baca di media cetak, kita dengar lewat media elektronik (radio dan TV), dan seminar serta lokakarya di berbagai tempat banyak menyinggung ketiga istilah tersebut. Investor dan pialang bursa efek banyak memperbincangkan saham-saham perusahaan dotcom. Media cetak menyediakan kolom khusus untuk e-commerce. Bahkan banyak ditemui majalah dan tabloid yang khusus membahas teknologi Internet, sarana pendukungnya (PC, modem, Web design/authoring tools, Internet Service Providers, dsb.), serta peluang-peluang bisnis yang memanfaatkan Internet.

Sebenarnya e-commerce tidak harus berlangsung di Internet. E-commerce didefinisikan sebagai pelaksanaan bisnis dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Dikenal pula istilah I-commerce, yakni aktivitas komersial yang terkait dengan penggunaan Internet. Oleh karena itu e-commerce lebih luas cakupannya, dan mau tidak mau perusahaan pada akhirnya akan memanfaatkan Internet dalam bisnisnya. Bisnis yang memanfaatkan Internet ini pada umumnya Indonesia menggunakan model eBisnis seperti BtoB (business to business), BtoC (business to customer), CtoC (costumer to costumer).

Secara konvensional, pembeli membayar barang yang dibelinya dari penjual dengan berbagai cara. Di antaranya adalah : cash (kontan), cheque, credit card, debit card, direct debit, interbank transfer, credit transfer (giro), dsb. Pembayaran dengan cash hanya cocok untuk transaksi yang nilainya kecil, dan tidak praktis untuk nilai yang besar, kedua pihak harus bertemu, anonim, tidak dapat diaudit, pembayaran terjamin, tetapi biayanya dapat mahal (misalnya bila satu pihak di Yogya dan pihak lain di London, bertemu di New York), dan dapat dicuri/dirampok di jalan. Pembayaran dengan cheque relatif aman, tetapi pihak pembayar harus mempunyai rekening bank, ada resiko penerima mendapati cheque kosong, dan proses clearing bisa memakan waktu. Pembayaran dengan giro mengharuskan kedua belah pihak memiliki rekening bank, bank pembayar memverifikasi ketersediaan dana pada rekeing pembayar, mendebitnya dan kemudian mentransfernya ke rekening pihak terbayar, dan perlu ada proses clearing. Pembayaran dengan kartu bank menyangkut tiga institusi: bank pemberi kartu, bank penerima, dan pihak toko/penjual. Pembeli yang pemegang kartu bank dari bank pemberi kartu mengisi dan menandatangani Sales Voucher dan memberikan pada penjual. Penjual dapat mengambil dana dari bank penerima setelah ada proses clearing antara bank pemberi dan bank penerima. Metoda pembayaran dipengaruhi oleh : besarnya transaksi, jarak fisik antara penjual dan pembeli, waktu pembayaran relatif terhadap waktu pembelian (pay in advance, pay now, pay later), dan tradisi/kultur.

Pada Tahun 1995 sebagian Perusahaan di Indonesia telah mengalami kemajuan dalam berbisnis melalui Perusahaan DOTCOM, namun dengan adanya krisis keuangan di Indonesia pada periode tahun 1998-1999 usaha ini banya mengalami kehancuran, sehingga usaha ini oleh sebagian besar pengamat ekonomi dianggap telah mengalami kegagalan. Menurut M. Rilaksono (2005) kegagalan yang dialami sebagian Perusahaan dotcom di Indonesia disebabkan antara lain ;

  • Perusahaan belum optimal melakukan pendekatan-pendekatan / mensosialisasikan kepada masyarakat umum tentang kemanfaatan Perusahaan DOTCOM dalam kebutuhan bisnis.

  • Baru dari kalangan tertentu yang menggunakan sarana TI untuk kepentingan bisnis.

  • Terbatasnya sambungan Internet broadband.

  • Minimnya propaganda berbisnis melalui Internet.

  • Masih rendahnya kepercayaan masyarakat kepada web shop.

  • Belum adanya dukungan Pemerintah yang optimal dalam hal kebijakan dan regulasi.

  • Perusahaan belum optimal menampilkan periklanan yang menarik bagi masyarakat berkaitan dengan Perusahaan DOTCOM.

  • Promotion kurang gencar dalam upaya memikat masyarakat dan upaya pengenalan Perusahaan DOTCOM

Meskipun sebagian besar perusahaan yang mengalami kegagalan, tetapi ada juga perusahaan yang mampu bertahan dengan tingkat pendapatan yang tinggi sampai sekarang, yaitu perusahaan Detikcom. Keberhasilan perusahaan Detikcom telah memberikan harapan, bahwa perusahaan dotcom di Indonesia masih mungkin dikembangkan di Indonesia.

Untuk mengetahui daya tahan perusahaan detikcom perlu diketahui strategi-strategi apa yang diterapkan oleh perusahaan detikcom. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan pada tahun 1997 Agrakom, seperti banyak perusahaan lain waktu itu, menghadapi persoalan. Krisis membuat banyak proyek dihentikan atau ditunda. Manajemen Agrakom selanjutnya mendirikan detikcom. Dalam waktu singkat detikcom menjadi sangat populer. Satu tahun kemudian jumlah pengunjungnya sudah mencapai sekitar 50.000 orang per hari. Pada akhir 1999, manajemen Agrocom mendapat suntikan dana, sehingga Detikcom dapat terus berkembang dan pengunjungnya terus mengalami peningkatan hingga mencapai 400.000 orang per hari. Memasuki 2002 detikcom telah menjadi perusahaan yang mapan, namun untuk berkembang lebih lanjut detikcom memerlukan sumber penghasilan lain. Selanjutnya detikcom memutuskan mencoba beberapa hal sekaligus. Hal-hal yang tak membutuhkan investasi besar dan berisiko kecil. Pengembangan baru itu diharapkan berhasil membawa detikcom ke level lebih tinggi. Memasuki tahun 2003 terlihat bahwa dari beberapa bidang usaha baru, Mobile Data (layanan pengiriman berita melalui SMS) adalah yang paling cepat memberi hasil. Detikcom kini menjadi pemasok content untuk semua operator seluler (dan fixed/Telkom). Maka, mulai tahun ini, Agrakom sebagai pemilik detikcom memiliki tiga revenue generator, yaitu web services (perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan aplikasi Internet), Mobile Data, serta iklan. Dengan tiga pilar itu Agrakom bisa menjaga momentum pertumbuhan. Menurut Nunung Kurniasih (2005) ada beberapa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan detikcom sehingga perusahaan ini terus berkembang, yaitu :

  1. Agrakom sebagai pemilik sekaligus pembangun Detikcom mengemban misi untuk dapat memberikan informasi secara cepat kepada para pengaksesnya dengan semboyan “mengapa menunggu besok? detik ini juga”.. Dengan misi dan semboyan seperti ini, maka perusahaan menerapkan pola kerja yang memungkinkan wartawan bekerja tanpa harus pulang ke kantor dan penyediaan sarana penyampaian laporan wartawan melalui telepon seluler dan e-mail.

  2. Peran analisis pasar dalam penerapan strategi pemasaran Detikcom adalah dalam penentuan target pasar dan produk/jasa informasi/berita yang disajikan dalam portal.

  3. Strategi penerapan bauran pemasaran Detikcom adalah sebagai berikut :

  1. Strategi yang diterapkan agar produk/jasanya diserap oleh pasar, adalah dengan menawarkan keunggulan dalam kecepatan dan akurasi berita.

  2. Strategi dasar yang diterapkan oleh Detikcom adalah bagaimana agar revenue lebih besar dari cost. Atas dasar hal tersebut, maka dalam menentukan harga Detikcom menerapkan strategi yang berorientasi pada biaya. Selain itu penentuan harga juga diterapkan dengan menggunakan strategi yang berorientasi pada pesaing, yaitu membandingkan harga dengan media lain.

  3. Strategi distribusi yang diterapkan adalah strategi distribusi berganda, yaitu dengan menggunakan internet dan telepon seluler/ PDA/smartphone. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan potensial pasar yang memerlukan informasi cepat.

  4. Promosi Detikcom dilakukan melalui internet, media masa cetak, penyebaran brosur dan presentasi produk/jasa kepada potensial pasar dan biro iklan.

  5. Proses pemasaran dirumuskan sedemikian rupa agar dapat menjamin efisiensi bisnis. Sebagai contoh proses pelaporan berita yang menggunakan telepon seluler dan teknologi lainnya merupakan strategi untuk mempercepat penyampaian berita.

  6. Strategi yang diterapkan oleh Detikcom untuk merekrut orang-orang yang dapat bekerja sesuai pola kerja Detikcom adalah dengan merekrut orang-orang yang belum memiliki pengalaman bekerja di media lain. Hal ini dilakukan dengan anggapan mereka akan lebih mudah untuk dididik sesuai kebutuhan dan pola kerja kantor. Sistem rekuitmen staf didasarkan pada perkembangan yang ada.

  7. Bentuk fisik. Keberadaan Detikcom ditandai dengan adanya website www.detik.com dan sejumlah server yang dapat diakses selama 24 jam. Untuk menyiasati semakin benyaknya pengakses Detikcom, maka digunakan beberapa server untuk membagi beban yang didasarkan pada ISP yang digunakan oleh pengguna.

Faktor lain yang menyebabkan detikcom mampu bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan dotcom lainnya di Indonesia adalah karena detikcom memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki pelanggan dan mitra yang real, sedangkan Faktor yang mempersulit berkembangnya Detikcom saat ini adalah karena (a) penetrasi internet di Indonesia tidak sepesat seperti di negara lain, (b) biaya berlangganan internet/ISP yang tinggi dan (c) kesenjangan pengetahuan potensial pasar terhadap internet. Sedangkan kesiapan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan hampir tidak adanya retriksi dari pemerintah terhadap pemberitaan surat kabar dinilai sebagai faktor yang dapat menunjang berkembangnya Detikcom. Dalam hal pengembangan layanan dan produk, analisis pasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah dan profil pengunjung Detikcom, melalui log pengunjung.